16 September 2005

Definisi Wajib dan Sunah

Kita mengenal pengertian wajib dan sunah itu menjadi
seperti ini :
Wajib adalah apabila kita kerjakan mendapat pahala,
bila mungkir mendapat siksa/dosa, lalu Sunah adalah
bila dikerjakan mendapat pahala, tapi bila tidak, tak
mendapat dosa.

Lalu apakah pengertian itu masih relevan di usia yang
skarang, mengingat pengertiann itu didapat saat kita
masih sekolah di tingkat dasar, yang notabene
pengertian dibuat berdasarkan tingkat pengertian kita
saat itu.

Tentu hal ini akan menjadi hal yang tidak sepadan
dilihat dari usia kita yang saat ini dimudahkan untuk
memahami hal yang ada.

Bila ditilik dari Al Quran, kita pernah mendengar
sebuah ayat yang berbunyi, seorang mukmin apabila
diperdengarkan asma Alloh maka akan bergetar hatinya,
dan apabila dilantunkan ayat2 suci maka semakin
bertambah imannya.

Kewajiban untuk mendapatkan kondisi seperti inilah
yang semestinya menjadi acuan saat ini, yakni disaat kita
merasa semakin takut dengan murka Alloh, dan
senantiasa menjaga kemurnian hatinya dengan melakukan
hal yang dituntut dalam kitab suci dan menjaganya dari
hal yang bisa membuatnya celaka.

Untuk itu konsekwensi dari sini adalah kita mesti
melakukan evaluasi diri, apakah kita selama ini telah
menjadi kaum yang kufur, karena kita tidak mendapatkan
suasana hati yang sedemikian.Hanya merasa biasa saja
saat asma-Nya dikumandangkan.Ini bisa menjadi cerminan
keimanan kita.Jangan-jangan kadar keimanan kita hanya
baru sebatas melakukan kewajiban ritual tanpa memahami
makna dibelakangnya.Karena sesuangguhnya kaum yang
senantiasa merasa Alloh ada di dekatnya lah yang bisa
selamat.

Dalam surat AL MU'MINUUN (23) ayat 60.disebutkan
"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka
berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu
bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan
mereka,
Kata-kata wajilat, bisa bermakna takut, atau juga
bergetar.Merekalah yang takut, takut akan murkaNya,
dan menjaga perbuatanya selama di dunialah yang bisa
dikategorikan orang yang beriman sesungguhnya."

Alkisan, Aisyah putri Abu Bakar bertanya kepada Rasul,
"ya Rasul, apakah yang disebut kaum yang takut itu
adalah mereka yang selalu zinah, minum khomr, atau
berjudi?" Dan Rasul menjawab "Bukan ya Aisyah, mereka
adalah orang yang takut apabila amal ibadahnya slama
ini tidak diterima di sisiNya".

Dari sini bisa disebut kaum ulamalah yang sedemikian
itu.
Semoga kita digolongkan ke dalam kaum tersebut.
Amin
(Dari khutbah jumat 16-09 Masjid Bandiklatda At Tarbiyah)


__________________________________
Yahoo! Mail - PC Magazine Editors' Choice 2005
http://mail.yahoo.com

PPL IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Jika ditanya apa yang kau suka dari kehadiran mereka? Mereka punya jawabannya : semangat yang tinggi dengan keingintahuan yang tipikal mahas...